Beranda > Tugas Modul 3.1
TUGAS MODUL 3.1
Jenis Kegiatan: Refleksi mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) dan mengamati keterampilan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan berada di antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan, dan pihak komunitas sekolah.
Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menjelaskan pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral.
CGP dapat menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
CGP bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika.
Ruang Kolaborasi - Modul 3.1
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Demonsrasi Kontekstual - Modul 3.1
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.
Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
(Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Seorang Pemimpin)
SUKMAN, S.Pd, MM
CGP Angkatan 10 Kabupaten Sinjai
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
- Bob Talbert-
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Kaitannya adalah, bahwa pengambilan keputusan terkait dengan peserta didik bukan hanya diharapkan mmberikan dampak pada perkembangan kognitif akan tetapi lebih kepada bagaimana anak bisa bangkit dan tumbuh untuk menemukan kebahagian dari masalah yang dihadapinya, sehingga setiap keputusan harus berdampak baik kepada peserta didik baik secara fisik maupun psikologi anak.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Terdapat tiga prinsip yang dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir, berpikir berbasis Peraturan dan berpikir berbasis Rasa Peduli. Ketiga prinsip ini bisa dipakai berdasarkan konteks masalah yang terjadi. dengan berdasar pada nilai-nilai kebajikan. Nilai-nilai kebajikan inilah yang akan memberikan dampak baik pada lingkungan disekitar kita. karena nilai-nilai ini akan tumbuh menjadi tameng terhadap masalah-masalah yang akan muncul.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Kontribusi yang bisa diberikan sebagai pemimpin pembelajaran adalah melibatkan peserta didik dalam pengambilan keputusan sehingga terjadi sebuah proses pembelajaran pada murid bagaimana cara mengambil sebuah keputusan yang baik dan bijaksana. sehingga ketika mereka menemukan masalah, mereka mempunyai keberanian untuk memutuskannya.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Pendidikan adalah sebuah seni. karena dalam mendidik melibatkan rasa, karsa, kreatifitas dan berbudaya sehingga bisa menghasilkan manusia yang bisa berprilaku etis. jika dihubungkan dengan proses pembelajaran pada modul ini maka pengambilan keputusan yang juga basisnya adalah nilai-nilai kebajikan diperuntukkan supaya bisa membuat manusia menjadi berprilaku etis. Jadi pada dasarnya pengambilan suatu keputusan diharapkan memiliki dampak yang mendidik anak kearah yang lebih baik
Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna menuntun dan mendidik yang berpihak pada murid, Dalam pengambilan keputusan juga harusnya berorietasi pada murid dengan basis nilai-nilai kebijakan. Jadi Proses pembelajaran dan pengambilan keputusa harus sejalan atau dua-duanyan berorientasi pada murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang dimiliki menjadi pijakan dalam penerapan pengambilan keputusan dengan prinsip-prinsip dan paradigma yang sejalan dengan nilai-nilai yang tertanam slah satunya nilai berpihak pada murid
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan coaching kaitannya dengan materi pengambilan keputusan adalah bahwa kegiatan coaching bisa menjadi cara efektif dalam menggali fakta-fakta, tujuan, motif, dan penyebab suatu masalah sehingga penerapan paradigma, prinsip dan pengujian 9 langkah bisa menjadi sangat efektif untuk menghasilkan keputusan yang bijaksana dan bertanggungjawab
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. ketidak stabilan emosi bisa menyebabkan keputusan menjadi subyektif,
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil jika itu orientasinya berpihak pada murid maka proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid akan terwujud. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Jika keputusan yang diambil berorientasi pada nilai-nilai kebajikan dan berpihak pada murid maka tetunya akan berdampak pada keberlanjutan perkembangan murid dimasa depan. Murid yang selalu diarahkan pada nilai-nilai kebajikan akan mempengaruhi sikap, prilaku serta karakter murid untuk selalu berbuat berdsarkan nilai-nilai yang diitanamkan. baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya ambil bahwa pada modul-modul sebelumnya yang membahas tentang filosofi Pendidikan, nilai dan peran guru penggerak, visi, budaya positif, pengelolaan emosionla dan sosial dan pembelajaran berdiferensiasi semuanya berorientasi pada kebutuhan murid, maka pada mudul 3.1 ini tentunya pengambilan keputusan sebegai seorang pemimpin pembelajaran tentunya juga harus berorientasi pada murid.
Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai – nilai kebajikan sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan berpihak pada murid. Sesuai dengan ajaran KHD Pratap Triloka yang mempunyai makna bahwa pendidikan adalah menuntun murid mencapai kebahagiaan (modul 1.1).
Sebagai suri tauladan murid, guru penggerak memiliki Nilai berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif (modul 1.2). Dalam pengambilan keputusan kita akan mengaplikasikan kelima nilai ini guru penggerak. Selain berpihak pada murid, guru harus mandiri dan reflektif. Setiap keputusan yang diambil dievaluasi secara mandiri dan dibuat refleksi untuk memastikan dampak positif dari pengambilan keputusan.
Sebagai prakarsa perubahan, guru banyak terlibat dalam pengambilan keputusan yang besar. Sebagai pedoman guru dalam menyusun visi yang berorientasi ke depan untuk diri, murid, dan sekolah secara keseluruhan. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan BAGJA (Buat Pertanyaan – Ambil Pelajaran – Gali Mimpi – Atur Eksekusi – Jabarkan Rencana) (modul 1.3). Melalui langkah – langkah ini dapat dipahami bahwa setiap keputusan membuat suatu perubahan semuanya mengedepankan manfaat dan evaluasi untuk memastikan apa yang dijalankan adalah sesuai dengan visi masa depan.
Visi yang berorientasi pada murid diharapkan dapat mewujudkan budaya positif di sekolah. Ada keyakinan kelas maupun sekolah yang disepakati bersama. Jika ada penyimpangan, dilakukan penyelesaian masalah dengan segitigita restitusi sehingga pihak – pihak yang terlibat menyadari kesalahannya dan menemukan solusi atas permasalahannya (modul 1.4). Disini sering terjadi juga dilema etika dan bujukan moral yang harus dikenali dengan baik oleh pemimpin pembelajaran sehingga keputusan yang dihasilkan adalah tepat dan berdampak positif. Dengan demikian akan terwujud masyarakat sekolah yang harmonis dan berdisiplin positif.
Visi dalam pembelajaran tentunya memenuhi kebutuhan setiap murid. Guru dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi untuk memfasilitasi murid dengan berbagai kemajemukan gaya belajar dan tingkat kesiapan (modul 2.1). Dengan bantuan tes diagnostik dan karakteristik materi yang akan dipelajari oleh murid, seorang guru harus membuat suatu keputusan model dan strategi pembelajaran yang akan dipilih. Hal ini tentu membutuhkan banyak pertimbangan dan perencanaan. Keputusan macam diferensiasi yang akan dipilih dan dikembangkan dalam modul ajar atau RPP dapat dievaluasi efektif atau tidaknya dengan evaluasi hasil belajar siswa.
Setiap keputusan yang baik tentunya dihasilkan oleh pikiran yang jernih dan kondisi emosi yang stabil. Sebagai pemimpin pembelajaran yang berinteraksi dengan murid yang beragam tentunya tidak jarang menemukan masalah – masalah yang dapat mengganggu proses pembelajaran itu sendiri. Disinilah Kesadaran Sosial Emosional (KSE) harus berjalan dengan baik (modul 2.2). KSE ini meliputi Kesadaran diri, Manajemen diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan Berelasi, dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab. Dalam penyelesaian masalah seseorang harus hadir sepenuhnya (mindfullness) sehingga fokus menjadi baik dan keputusan yang diambil sesedikit mungkin dampak negatifnya.
Dampak negatif yang kecil dapat kita peroleh juga dengan proses coaching yang baik, dimana coach berperan sebagai mitra yang siap membantu coachee untuk meningkatkan performa kerja, menemukan solusi atas permasalahannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam pembelajaran utamanya, peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui supervisi akademik (modul 2.3).
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Melalui pembelajaran pada modul ini, maka saya jadi banyak memahami konsep-konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan, mulai dari paradigama, prinsip dan pengujian pengambilan keputusan dengan 9 langkah, hal ini menjadi pengalaman pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi saya dan tentunya bermanfaat juga bagi peserta didik jika pembelajaran ini diterapkan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dan terukur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab
KOLOM KOMENTAR